Sabtu, 05 September 2009

pendapat guru

PERPUSTAKAAN KELAS, MENGAPA TIDAK ?
Lutfianto,S.S.*

Setiap sekolah dipastikan mempunyai perpustakaan, bagaimanapun jeleknya perpustakaan itu. Nah, selanjutnya bagaimana kalau perpustakaan itu berada di kelas?. Jawabannya sangat mungkin dan bisa dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa setiap kelas itu mempunyai wali kelas dan punya struktur organisasi kelas, yaitu ketua kelas, sekretaris, bendahara, dan sei-sei. Hal ini dimungkinkan untuk diadakan perpustakaan kelas atau sekedar taman bacaan di kelas.
Pertanyaan selanjutnya adalah darimana buku-buku itu diperoleh?. Sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan buku-buku tersebut. Salah satunya adalah dengan mengadakan program one man one book, satu orang (siswa) satu buku. Program ini bisa dilakukan setiap tahun sekali, semester sekali, atau bahkan tiga bulan sekali. Buku yang diusahakan adalah buku-buku materi pelajaran dan buku-buku yang berisi pengetahuan umum serta yang memompa semangat belajar siswa.
Jika program ini dilakukan setiap semester, katakanlah jumlah setiap kelas sekarang adalah 35 siswa. Maka, kita akan mendapatkan 35 buku setiap semesternya (dengan berbagai macam judul buku). Setelah program ini berlangsung 3 tahun maka setiap kelas akan terkumpul 210 buku di setiap kelas dan itu akan bertambah 35 buku setiap semesternya. Dengan adanya perpustakaan kelas, siswa tidak akan lagi bermasalah dengan kekurangan buku atau referensi untuk belajar. Setiap saat siswa dapat belajar atau hanya sekedar membaca buku di kelasnya.
Bagaimana dengan perpustakaan di sekolah?. Apakah dengan adanya perpustakaan kelas perpustakaan sekolah akan mati?. Jawabannya adalah tidak, sama sekali tidak. Perpustakaan sekolah akan menjadi Unit Pelayanan Tehnis perpustakaan sekolah. Selain itu perpustakaan kelas menguntungkan bagi para siswa yang enggan ke perpustakaan sekolah karena terkendala aturan yang mewajibkan kartu dan antrian yang panjang. Permasalahan mereka akan teratasi dengan perpustakaan kelas yang dikelola bersama teman-teman di kelasnya.
Dengan demikian, pengadaan buku-buku atau mendekatkan buku ke para siswa menjadi sebuah keharusan. Dengan kata lain membuat lingkungan yang kondusif untuk belajar merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan Prof. Dr H. Sunarto dalam bukunya ”Perkembangan Peserta Didik”, secara psikologis, karakteristik individu itu ada dua, yaitu karena bawaan (heriditas) gawan bayi dan lingkungannya. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan biologis cenderung lebih bersifat tetap. Sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Atas dasar ini pengkodisian sekolah atau dalam hal ini kelas sebagai kawah candradimuka murid sebagai tempat melahirkan manusia pembelajar akan dengan mudah tercapai.
Dengan demikian terdapat korelasi yang positif berkenaan dengan adanya perpustakaan kelas dan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Jadi, tidak ada salahnya untuk menghadirkan perpustakaan di setiap kelas. Perpustakaan kelas, mengapa tidak?. Sekian.
*Guru GTT (Bahasa Jawa) SMA Negeri 1 Kasihan Bantul.
Tinggal di Kasihan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta (08122964680)

Dikirim tgl 17 Februari 2008

1 komentar: